Sabtu, 04 September 2010

ASUHAN KEPERAWARATAN PADA ODHA
DENGAN INFEKSI OPORTUNISTIK

Asuhan Keperawatan untuk ODHA
• Sama dengan asuhan keperawatan kepada pasien lainnya
• Ketrampilan yang memadai
• Mudah mengenali semua gejala dan tanda penyakit yang berhubungan dengan infeksi HIV
• Berpengetahuan dan berpengalaman memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dengan penyakit kronik dan progresif lainnya
• Semua prinsip asuhan keperawatan harus diterapkan secara bertanggung jawab
• Selalu menerapkan kewaspadaan universal

Perjalanan Penyakit
• Hampir semua pasien HIV akan berkembang dengan penyakit penyerta lainnya dan AIDS
• Kecepatan perkembangan penyakit tersebut tergantung dari jenis virus dan karakteristik masing-masing pasien
• Seiring dengan perkembangan infeksi HIV dan penurunan derajat imunitas seseorang maka pasien cenderung untuk mendapatkan infeksi oportunistik dan kondisi patologik lainnya
• Infeksi oportunistk dan kanker yang berhubungan dengan AIDS menyerang tubuh yang memiliki sistem imunitas yang rendah


Infeksi Oportunistik
Adalah penyakit infeksi disebabkan oleh organisme yang tidak menimbulkan penyakit pada orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh normal




Mengapa ODHA dapat terkena IO?
• ODHA rentan terhadap IO karena sistem kekebalan tubuhnya menurun sehingga tidak cukup kuat untuk melawan penyakit

Kapan IO ditemukan
• ODHA biasanya datang pertama kali oleh karena adanya IO
• Pasien dicurigai mengidap HIV
Apakah IO pada ODHA dapat dicegah?
• Beberapa IO dapat dicegah dengan pemberian obat Profilaksi Primer atau Terapi Preventif
IO apakah yang terpenting di Indonesia?
• Salah satu IO yang berat pada ODHA di Indonesia adalah Tuberkulosis
IO yang sering terjadi pada penderita AIDS adalah :
• Tuberkulosis
• Pneumonia (Pneumocystis carinii)
• Infeksi jamur berulang di kulit, mulut dan tenggorokan
• Infeksi gastrointestinal (Cryptosporidiosis)
• Diare kronis dengan penurunan berat badan
• Infeksi neurologik (Cryptococcal), atau meningitis sub-akut
• Kelainan neurologis

ASUHAN KEPERAWATAN IO PADA ODHA DENGAN TUBERKULOSIS


DIAGNOSIS - HIV/TB
• Anamnesis Riwayat Penyakit
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Sputum
• Foto Toraks
• Tes Tuberkulin
• Kecurigaan
• Diagnostik
• Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan BTA 3 kali
Kultur, identifikasi
Pemeriksaan BTA satu kali negatif , TB belum dapat disingkirkan
BTA positif memerlukan pengobatan
Kultur darah bisa positif


HAL PENTING - HIV/TB
• TB adalah penyebab IO tersering
• TB bisa terjadi pada semua tahapan HIV
• HIV merupakan faktor pencetus terbesar untuk TB
• Semakin lanjut tahapan dari HIV, semakin tidak khas gambaran TB


PRIORITAS KEPERAWATAN
– Meningkatkan/mempertahankan ventilasi/ oksigenasi adekuat
– Mencegah penyebaran Infeksi
– Mendukung perilaku/tugas untuk mempertahankan kesehatan
– Meningkatkan strategi koping efektif
– Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan




ASKEP PASIEN TUBERKULOSIS

Target Pemulangan (pasien dipulangkan apabila)
• Fungsi pernapasan telah adekuat untuk memenuhi kebutuhan individu
• Komplikasi dapat dicegah
• Pola hidup/ perilaku berubah diadopsi untuk mencegah penyebaran infeksi
• Proses penyakit/prognosis & program pengobatan dipahami

NO MASALAH INTERVENSI RASIONAL
1 Akumulasi secret pada saluran napas : secret yang kental dan berdarah • Kaji Fungsi pernapasan
• Kaji kemampuan melakukan batuk efektif • Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasi bronki
• Sputum berdarah diakibatkan oleh kerusakan paru

2 Kelemahan, kemampuan batuk yang buruk
• Posisi semi fowler, bantu untuk batuk dan latihan napas
• Meminimalkan ekspansi paru & menurunkan upaya pernapasan

3 Kerusakan membran alveolar-kapiler
• Pertahankan masukan cairan 2500ml/hari • Membantu untuk mengencerkan sekret, mudah dikeluarkan

4 Anoreksia
• Catat derajat keurangan BB
• Pastikan pola diet biasa yang disukai
• Untuk mengukur keefektifan nutrisi
• Dapat memperbaiki masukan diet
5 Kelemahan
• awasi masukan/ pengeluaran
• Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan karbohidrat • Untuk pemecahan masalah kelemahan
• Memaksimalkan masukan nutrisi dan menurunkan iritasi lambung

6 Ketidaktahuan/
kurang informasi
• Kaji kemampuan pasien untuk belajar
• Penyuluhan pencegahan penularan
• Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
• Pengawasan Efek samping obat bila diberikan bersama ART
• Belajar tergantung pada emosi dan kesiapan fisik
• Meningkatkan kerjasama dalam program pengobatan dan perbaikan kondisi pasien
• Ada OAT dan ARV tertentu yang tidak saling cocok untuk diberikan secara bersamaan

Kendala pengobatan TB dan HIV
• Kepatuhan/ jumlah pil yang banyak
• Efek toksisitas yang sama
mual, muntah, ruam, hepatitis, anemia
• Interaksi obat
Rifampisin mempengaruhi kadar obat ARV
• ‘Paradoxical worsening ( Sindroma rekonstitusi paradoksal) ’ dari TB
immune reconstitution inflammatory reaction (IRIS)
Lebih sering jika ART dimulai pada awal pengobatan TB
Jika memungkinkan, tunda ART sampai tahap intensif OAT selesai.



ASUHAN KEPERAWATAN IO PADA ODHA DENGAN PNEMONIA

• Prioritas Keperawatan
– Mempertahankan/memperbaiki fungsi pernapasan
– Mencegah komplikasi
– Mendukung proses penyembuhan
– Memberikan informasi tentang proses penyakit/ prognosis dan pengobatan
ASKEP Pasien Pnemonia
• Target Pemulangan (pasien dipulangkan apabila)
– Ventilasi dan oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu
– Komplikasi dicegah/diminimalkan
– Proses penyakit /prognosis dan program terapi dipahami
– Perubahan pola hidup teridentifikasi atau dilakukan untuk mencegah kekambuhan

ASKEP Pasien Pnemonia

NO MASALAH INTERVENSI RASIONAL
1 Inflamasi trakea bronkial, pembentukan odema, produksi sputum meningkat dan nyeri, perubahan frekuensi, kedalaman pernapasan, bunyi napas tidak normal
• Kaji frekuensi /kedalaman pernapasan dan gerakan dada
• Auskultasi area paru, catat area penurunan dan bunyi napas misalnya krekels, mengi
• Bantu latihan napas sering menekan dada dan batuk efektif posisi duduk tinggi
• Pernapasan dangkal, gerkan dada tidak simetris terjadi karena cairan paru
• Bunyi napas bronkial dapat terjadi pada area paru
• Krekels, mengi terdengar pada inspirasi/ekspirasi dan respon pengumpulan cairan, sekret kental, spsme jalan napas

2 Ganguan pengiriman oksigen
• Pengisapan sesuai indikasi
• Observasi warna kulit, membrana mukosa, kuku, catat adanya sianosis dan perubahan lainnya
• Merangsang batuk pembersihan jalan napas pada pasien yang tidak mampu melakukan batuk efektif/penurunan tingkat kesadaran
• Sianosis kuku menunjukan vasokontriksi, atau respon terhadap demam
• Pada mulut menunjukkan hipoksemia sistematik








ASUHAN KEPERAWATAN IO PADA ODHA DENGAN PNEMONIA PNEUMOCYSTIS CARINII (PCP)
• Kuman Penyebab: Pneumocystis Carinii
• Sering terjadi bila
CD4 < 200 atau Hitung limfosit <1200 PCP Diagnosis – Biasanya secara klinis (Gejala khas: demam, batuk kering dan mudah lelah, tanpa profilaksis PCP) – Respon baik terhadap terapi – Bila diperlukan spesimen, perlu cara khusus, Induced sputum/bilasan bronkhus (B.A.L.)/Biopsi – Belum dapat dibiakkan PCP Diagnosis Banding:  TB paru  Pnemonia bakterialis  Pnemonia karena jamur  Limfoma  Sarkoma Kaposi PCP • Prognosis: – 100% fatal bila tidak diobati – Derajat hipoksemi merupakan perkiraan terbaik untuk hasil pengobatan • Profilaksis sekunder – kotrimoksazol 1-2 tab/hari – Dapsone 100 mg/hari – Pentamidin semprot 300 mg/bulan ASKEP Pasien PCP • Prioritas Keperawatan – Mempertahankan/memperbaiki fungsi pernapasan – Mencegah komplikasi – Mendukung proses penyembuhan – Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan pengobatan • Profilaksis sekunder ASKEP Pasien PCP • Target Pemulangan (pasien dipulangkan apabila) – Ventilasi dan oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu – Komplikasi dicegah/diminimalkan – Proses penyakit /prognosis dan program terapi dipahami – Perubahan pola hidup teridentifikasi/dilakukan untuk mencegah kekambuhan dengan profilaksis sekunder ASKEP Pasien PCP NO MASALAH INTERVENSI RASIONAL 1 Gangguan Oksigenasi – dengan gejala sesak napas ringan - hebat • Kaji frekuensi /kedalaman pernapasan dan gerakan dada • Auskultasi area paru, biasanya norma • Gambaran Rontgen toraks normal – gambaran atipik atau milier • Bantu latihan napas sering menekan dada dan batuk efektif posisi duduk tinggi Pernapasan dangkal, gerakan dada simetris terjadi karena kerusakan jaringan paru 2 Koreksi dan prevensi Hipoksia • Pemberian Oksigen Oksigen dapat meringankan pendeitaan, memberikan kenyamanan 3 Perlunya pengobatan • Edukasi pasien dan keluarganya minum obat secara teratur: Kotrimoksazol • Profilaksis • Dengan pengobatan dengan ktrimoksazol biasanya akan cepat membaik, sesak napas akan cepat berkurang – hilang. 4 Mencegah toksisitas obat • Pantau tanda alergi obat: ruam kulit, perdarahan mukosa (Steven-Johnson Syndrome) • Alergi obat akan memperberat kondisi pasien dan perlu dihentikan segera dan diganti 5 Intake kurang • Sesuaikan diet yang mudah ditelan dan dicerna • Kekurangan intake – potensial menurunkan daya tahan tubuh 6 Kurang pengetahuan pasien/keluarga dalam mencegah kekambuhan • Edukasi pasien/ keluarga ttg profilaksis sekunder dengan: Kotrimoksazol atau Dapson • Profilaksi sekunder dapat mencegah kekambuhan bila diberikan secara benar, bila ART hingga CD>200/mm3 selama 2 bulan ber-turut2




ASUHAN KEPERAWATAN IO PADA ODHA DENGAN INFEKSI JAMUR BERULANG DI KULIT, MULUT DAN TENGGOROKAN


Penyebab luka pada mulut dan gangguan menelan
 Kandidiasis oral
 Oral Hairy Leukoplakia
 Ulkus Aftosa
 Herpes simplex
 Sarkoma Kaposi
 CMV
 Refluks Esofagus

Penyebab luka pada mulut dan gangguan menelan
 Kandidiasis pada mulut, Infeksi jamur seperti candidiasis pada mulut merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi.
 Kandidiasis dapat meluas sampai ke esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan gangguan dan sakit menelan.
 Diagnosis berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada sewaktu menelan.
 Endoskopi tidak dibutuhkan kecuali pasien tidak memberi respon pengobatan.
Penyebab luka pada mulut dan gangguan menelan
 Oral hairy leukoplakia (OHL)
 Disebabkan oleh Epstein Barr virus (EBV)
 Lesi keputihan pada sisi lidah
 Tidak perlu diobati kecuali terasa sakit
 Asiklovir 400mg setiap 4 jam selama 10 hari

Kandidiasis
Terapi Kandidiasis
Pengobatan topikal

 Gentian violet 1% setiap 4 jam selama 7 hari
 Nistatin tablet 100,000 IU, dihisap hisap setiap 4 jam selama 7 hari
 Nystatin oral suspension 100,000 IU, tiga kali sehari selama 7 hari

Terapi Kandidiasis
Pengobatan sistemik

 Flukonazol 200 mg/ hari selama 14 hari atau
 Itraconazol 200 mg/ hari selama 14 hari atau
 Ketoconazol 200 mg/ hari selama 14 hari

Oral Hairy Leukoplakia
Onikomikosis
Onikomikosis: terapi

• Itraconazol
400mg/hari X 7hari per bulan
3 bulan untuk kuku jari tangan
4 bulan untuk kuku jari kaki
• Terbinafin
250mg/ hari selama
8 minggu untuk kuku jari tangan
12 minggu untuk kuku jari kaki
ASKEP Pasien Infeksi Jamur di Kulit, Mulut dan Tenggorokan
• Prioritas Keperawatan
– memperbaiki fungsi mulut, tenggorokan dan kulit
– Mencegah komplikasi
– Mendukung proses penyembuhan
– Memberikan informasi tentang proses penyakit dan pengobatan
ASKEP Pasien Infeksi Jamur di Kulit, Mulut dan Tenggorokan
• Target Pemulangan (pasien dipulangkan apabila)
– Kepatuhan higiene perorangan dan lingkungan
– Pemahaman proses penyakit
– Pemahaman kelanjutan intervensi keperawatan di rumah




ASKEP Pasien Infeksi Jamur di Kulit, Mulut dan Tenggorokan

NO MASALAH INTERVENSI RASIONAL
1 Defisit imunologis dan timbulnya lesi penyebab pantogen cadida, herpes
• Kaji membran mukosa/catat seluruh lesi oral
Lesi membran mukosa oral menyebabkan rasa sakit, susah menelan

2 Lesi terbuka, vesikel, rasa sakit pada bagian oral (stomatitis, gingivitis, karies gigi
• Berikan perawatan oral setiap hari dan setelah makan, gunakan sikat gigi halus, pasta gigi non abrasif, obat pencuci mulut non alkohol, dan pelembab bibir
• Mengurangi rasa tidak nyaman

3 Lesi terbuka, vesikel, rasa sakit pada bagian oral (stomatitis, gingivitis, karies gigi)
• Cuci lesi dengan H2O2 atau larutan soda kue
• Anjurkan mengunyah permen karet/permen tidak mengandung gula
• Tawarkan makanan dingin/segar, jangan makan pedas
• Dorong pemasukan oral 2500cc/hari
• Mencegah pembentukan asam dikaitkan dengan sisa makanan yg tertinggal
• Mengurangi penyeberan lesi
• Merangsang saliva untuk menetralkan asam dan melindungi membran mukosa
• Makanan pedas dapat membuka lesi yang telah sembuh
• Mempertahankan hidrasi dan mencegah pengeringan rongga mulut

PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN ODHA

Pengertian :
Perawatan yang dilakukan untuk membantu meringankan dari penderitaan fisik sampai psikologis pada pasien yang tidak dapat disembuhkan atau dalam tahap terminal.

Memulai Perawatan Paliatif
• Bila pengobatan secara medis tidak lagi memberikan hasil atau efek sampingnya lebih berat dari pada manfaatnya
• Bila yang bersangkutan atau keluarganya memutuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan yang agresif.
• Bila ada kegagalan organ Vital
• Bila keluarga memutuskan untuk membawa pulang pasien.

Tujuan perawatan paliatif
• Menghilangkan nyeri
Adalah dasar dari perawatan paliatif, hal ini sering tidak dapat diatasi karena keterbatasan pengertian tentang prinsip tata laksana nyeri
• Menghilangkan beberapa gejala infeksi seperti batuk, panas, naunsea, diare, dan gatal kulit
• Mencegah terhadap beberapa masalah seperti decubitus
• Hidup berkualitas meliputi fisik, sosiologi, spiritual.
• Dukungan kepada pasien.

Prinsip tatalaksana nyeri
• Nyeri adalah kondisi yang dirasakan secara sensoris dan emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan
• Nyeri adalah apa yang diucapkan seseorang
• Nyeri nociceptive adalah berasal dari jaringan diluar syaraf, Nyeri neuropatik adalah yang disebabkan karena disfungsi atau kelainan jaringan syaraf
• ODHA dapat menderita nyeri akut ataupun kronik
• Nyeri pada ODHA seringkali berat dan sulit diatasi
• Tatalaksana nyeri sesuai WHO, mengikuti jenjang analgetik

Gejala saat perawatan paliatif yang muncul pada pasien ODHA :
• Sesak napas
• Muntah
• Gatal
• Perawatan kulit
• Perawatan Mulut
• Nyeri



Perawatan paliatif pasien ODHA dengan gangguan :

Sesak Napas
• Infeksi paru atau kanker: Sarkoma Kaposi; limfoma  kortikosteroid + antibiotik
• Aspirasi cairan pleura
• Oksigen
• Morphin untuk enxietas, nyeri dan etidak nyamanan
• Bronkodilator dg nebulizer
• Posisi ½ duduk di tempat tidur

Muntah
• Mengganggu masukan cairan  dehidrasi  perlu rehidrasi
• Bujuk pasien minum sedikit-sedikit tapi sering
• Dapat diberi metoclopropamide (primperan)  lapor dokter

Gatal
• Beri krem pelembab
• Bila ada ruam  infeksi jamur? .krem anti jamur
• Bila tidak ada infeksi  krem steroid
• K/P antihistamin: CTM pada malam hari

Perawatan Kulit
• Hindari dekubitus 
• Ganti posisi tidur setiap 4 jam
• Alas tidur lebih lunak
• Bila sudah ada kemerahan  hidari penekanan
• Beri lotion – kamper spiritus
• Ganti segera linen yang kotor
• Massage titik yang tertekan: tumit, siku, pergelangan kaki, punggung, pinggul
• Tutup luka dengan kain kasa dan krem antiseptik

Perawatan Mulut
• Bersihkan dengan sikat gigi yang lembut 2 - 3 kali sehari
• Kumur sesudah makan
• Bila ada luka atau radang mulut  makanan lunak atau cair.
• Obati sesuai indikasi

PERAWATAN ODHA DI RUMAH

SEGALA PERAWATAN YANG DIBERIKAN KEPADA ORANG SAKIT DI RUMAH
YANG MENCAKUP :
• PERAWATAN FISIK DASAR
• DUKUNGAN PSIKOSOSIAL
• AKTIVITAS SPIRITUAL.
• PERAWATAN PALIATIF (TERMINAL)

MENGAPA PERLU ?
• ODHA MERASA LEBIH NYAMAN BERSAMA KELUARGA DI RUMAH, MENGURANGI STRES
MENDUKUNG SISTEM KEKEBALAN TUBUH
• DI RS BANYAK KUMAN, SEMAKIN BERBAHAYA BAGI ODHA
DENGAN KEKEBALAN TUBUH LEMAH
• BIAYA LEBIH RENDAH
• TIDAK MEMERLUKAN PERALATAN CANGGIH
• KEBUTUHAN UTAMA UNTUK MERAWAT ODHA DI RUMAH
• RUMAH ATAU TEMPAT TINGGAL, TIDAK MEMBUTUHKAN PERALATAN CANGGIH
• ADA AIR DAN KAMAR MANDI, MAKANAN, PAKAIAN DAN CAREGIVER
MASALAH YANG SERING MUNCUL PADA PASIEN :

1. DEMAM

PENJELASAN
- SUHU BADAN MELALUI TERMOMETER MELEBIHI 39 DERAJAT
- DAHI TERASA LEBIH PANAS DARI BIASANYA – CARANYA SENTUH DAHI PASIEN DENGAN BELAKANG TANGAN DAN BANDINGKAN DENGAN SUHU DAHI KITA SENDIRI
- BADAN TERASA PANAS DINGIN, KADANG-KADANG BERKERINGAT DAN MENGGIGIL

MASALAH
- SUHU BADAN TINGGI MUNGKIN MENGEJUTKAN ATAU MEMBINGGUNGKAN.
- DEMAM MUNGKIN DISEBABKAN OLEH INFEKSI YANG PARAH.
- DEMAM DAPAT MENIMBULKAN RASA TIDAK NYAMAN
- DEMAM DAPAT MENYEBABKAN RASA HAUS DAN KEKURANGAN CAIRAN DALAM TUBUH (DEHIDRASI)

PERAWATAN
- BUKA PAKAIAN DAN SELIMUT
- MANDI DG AIR SEJUK ATAU BASAHKAN KULIT DAN BIARKAN KERING SENDIRI (TANPA DILAP DG HANDUK)
- JIKA AIR KENCING BERWARNA KUNING GELAP ATAU TIDAK DAPAT BUANG AIR SETIAP 4 JAM.
- MINUM BANYAK AIR UNTUK MENGHINDARI DEHIDRASI (BAK DIPANTAU SETIAP 4 JAM)
- MINUM OBAT YG DIBELI DARI APOTEK SEPERTI PASETAMOL UTK MENURUNKAN SUHU BADAN (SESUAIKAN DG DOSIS YANG SUDAH DITERAPKAN)

2. BATUK

PENJELASAN

- BATUK DAPAT TERJADI TERUS MENERUS SELAMA BEBERAPA HARI DAN ADA KALANYA MENJADI LEBIH PARAH.
- AIR LIUR PASIEN DPT MENJADI KERING. KALAU PUN ADA AIR LIUR ITU KENTAL ATAU CAIR DAN BERBUIH.
- DAHAK DPT BERWARNA PUTIH, KUNING, HIJAU COKLAT ATAU BERDARAH.

MASALAH

- BATUK BISA MENIMBULKAN RASA SAKIT PADA TENGGOROKAN ATAU DADA DAN MENYEBABKAN PASIEN MENGALAMI SESAK NAPAS.
- ADA KALANYA BATUK DAPAT DISEBABKAN PENYAKIT DADA YG PARAH.
- BATUK BISA MENYEBARKAN INFEKSI PENYAKIT.
- BATUK BISA MENGGANGGU TIDUR DAN MENYEBABKAN KELELAHAN
-
PERAWATAN
- BERJALAN, DUDUK ATAU BERGERAK DIATAS TEMPAT TIDUR.
- BILA TERASA TDK NYAMAN, TEPUK DG RINGAN PUNGGUNG PASIEN AGAR BATUK. LETAKKAN KEPALANYA LEBIH RENDAH DARI PADA DADANYA DAN BIARKAN TELENTANG, TELUNGKUP DAN MIRING SELAMA 5 MENIT. LAKUKAN INI SEBANYAK 4 X SETIAP HARI UNTUK MEMBANTU MENGELUARKAN DAHAK.
- PELUK BANTAL BILA BATUK MENYEBABKAN RASA SAKIT PADA DADA.
- SELAGI PASIEN BATUK SEBAIKNYA MULUT DITUTUP DENGAN HANDUK ATAU SAPU TANGAN UNTUK MENCEGAH PENYEBARAN INFEKSI KEPADA ORANG LAIN.
- MEROKOK BIASANYA DAPAT MENYEBABKAN BATUK BERTAMBAH PARAH.
- MINUM OBAT BILA PERLU. COBALAH MEMBUAT OBAT BATUK SENDIRI MISALNYA :
• MENCAMPUR JUS BAWANG DAN MADU DG PERBANDINGAN YANG SAMA
• MEMAKAI PERASAN JERUK NIPIS DAN KECAP
• SATU SENDOK KECIL BUBUK KUNYIT YG TELAH DIDIDIHKAN DLM SUSU SAPI CAIR.
• CARA PENGOBATAN TRADISIONAL LAIN YG MUDAH.
- JIKA TERJADI SESAK NAFAS , BANTU PASIEN DUDUK DALAM POSISI MEMBUNGKUK DAN TEMANI DIA.

3. DIARE

PENJELASAN

PASIEN MENCRET-MENCRET, SETIDAKNYA TIGA KALI SEHARI. INI BISA TERJADI TERUS MENERUS SELAMA BEBERAPA MINGGU. BIASANYA PASIEN TIDAK DAPAT MENAHAN DIRI SEBELUM SAMPAI KE KAKKUS.

MASALAH
- PASIEN DPT MENGALAMI SAKIT PERUT, KENTUT, BERAK DISERTAI DARAH ATAU SAKIT PADA PUNGGUNG.
- BERAK DARAH ATAU SAKIT PERUT YG PARAH DPT DIAKIBATKAN PENYAKIT BERBAHAYA.
- PENYAKIT INI DPT MENYEBAR KEPADA ORANG LAIN.
- PASIEN DPT MENGALAMI DEHIDRASI BILA BANYAK KEHILANGAN CAIRAN DALAM TUBUH.
- PASIEN MENJADI KURUS DAN LEMAH JIKA TDK MAKAN SECUKUPNYA (KEKURANGAN ZAT).
- ANAK-ANAK AKAN CEPAT MENJADI LEMAH AKIBAT KEKURANGAN CAIRAN DALAM TUBUH.

PERAWATAN
- SETELAH MENGALAMI DIARE, MINUM SECANGKIR ELEKTROLIT (ORAL REHYDRATION SOLUTION). INI BISA DIPEROLEH DI APOTEK ATAU DIBUAT SENDIRI DENGAN :
• MENCAMPUR 8 SENDOK KECIL GULA DAN SETENGAH SENDOK KECIL GARAM DG SATU LITER AIR.
• INI DAPAT JUGA DITAMBAH SETENGAH CANGKIR AIR KELAPA, ATAU PISANG YG DIHALUSKAN UNTUK MENAMBAH KANDUNGAN POTASIUM YG DIBUTUHKAN OLEH TUBUH KITA.
- JIKA AIR KENCING BERWARNA KUNING GELAP ATAU TIDAK BISA BUANG AIR KECIL SETIAP 4 JAM, MINUMLAH BANYAK AIR UNTUK MENGHINDARI DEHIDRASI.
- TETAP MAKAN AGAR TERHINDAR DARI KEKURANGAN ZAT :
• MAKAN SEDIKIT MAKANAN SETIDAKNYA 5 X SEHARI.
• MAKAN MAKANAN YG LEMBUT SEPERTI BUBUR ATAU GUNAKAN AIR TAJIN.
• MAKAN MAKANAN BERSAGU SEPERTI NASI, MI, ROTI DAN KENTANG.
• MAKAN MAKANAN BERPROTEIN SEPERTI KEDELAI, AYAM, IKAN DAN TELUR.
• MAKAN BUAH-BUAHAN YG LEMBUT SEPERTI PISANG DAN PEPAYA.
• SUSU, KEJU DAN M. GORENGBANYAK MENGANDUNG KHASIAT TETAPI HENTIKAN PEMAKAINNYA BILA DIARE BERTAMBAH PARAH.
• HINDARI SAYURAN BERDAUN, SERAT GANDUM ATAU BUAH-BUAHAN YG TERLALU MASAK ATAU LEMBEK.
• HINDARI MAKANAN PEDAS DAN BERKUNYIT.
- SETELAH DIARE, BERSIHKAN DUBUR DENGAN AIR (MENGELAP DG KERTAS TISSU BISA MENYEBABKAN LECET.). COBA BERENDAM DI DLM AIR GARAM YG HANGAT-HANGAT KUKU JIKA PUNGGUNG TERASA SAKIT. PENDUKUNG HARUS MEMAKAI SARUNG TANGAN ATAU KANTONG PLASTIK BILA MEMBERSIHKAN KOTORAN DAN SETELAH ITU CUCI TANGAN.
- HANYA MINUM OBAT YG DIRESEPKAN DOKTER.


4. MUNTAH

PENJELASAN
- MUAL ADALAH RASA SAKIT YANG MENYEBABKAN PASIEN TERASA INGIN MUNTAH.
- MUNTAH DAPAT BERWARNA KUNING COKLAT, BERDARAH ATAU TAMPAK SEPERTI BUBUK KOPI.

MASALAH
- MUAL DAN MUNTAH DAPAT MEMBUAT PASIEN MERASA TIDAK NYAMAN.
- MUNTAH YANG DISERTAI DARAH, RASA NYERI WAKTU MUNTAH DAN MUNTAH YG TAMPAK SEPERTI BUBUK KOPI ATAU BERBAU SEPERTI KOTORAN DIARE DPT DISEBABKAN OLEH PENYAKIT YANG BERBAHAYA.
- INI DAPAT MENYEBABKAN TUBUH KEKURANGAN CAIRAN DAN PASIEN MENJADI KURUS JIKA TDK MAKAN DAN MINUM SECUKUPNYA.
- ANAK-ANAK YANG MENGALAMI MUNTAH BISA DENGAN MUDAH MENJADI SAKIT DISEBABKAN KEKURANGAN CAIRAN DALAM TUBUHNYA.

PERAWATAN
- HINDARI MENCIUM YG BAU TAJAM
- BERISTIRAHATLAH SAMBIL DUDUK ATAU TIDUR MIRING.
- JIKA MUAL TERASA TAMBAH PARAH TARIK NAFAS SECARA PERLAHAN DAN DALAM , TUTUP MATA DAN KENDURKAN PERUT. KAIN BASAH YANG DILETAKKAN DI DAHI JUGA BISA MEMBANTU MEREDAKANNYA.
- MAKAN DAN MINUM SEDIKIT TETAPI SESERING MUNGKIN UNTUK MENGHINDARI KEKURANGAN CAIRAN DALAM TUBUH DAN KEHILANGAN BERAT BADAN COBA :
• MAKANAN KERING SEPERTI NASI, ROTI BAKAR DAN BISCUIT SEREAL.
• MAKANAN DINGIN YANG TIDAK BERBAU TAJAM
• ES KRIM, SUSU SAPI KENTAL DAN BUAH-BUAHAN
• AIR,AIR SOP, CAIRAN ELEKTROLIT DAN BUNGKAHAN ES.
- JIKA MENGALAMI MUNTAH YANG PARAH, COBA :
• HINDARI MAKAN DAN MINUM SELAMA 2 JAM
• KEMUDIAN MINUM 2 SENDOK KECIL AIR ATAU 2 BUNGKUSAN ES SETIAP JAM SELAMA 2 JAM.
• KEMUDIAN 4 SENDOK KECIL AIR ATAU 4 BUNGKUSAN ES SELAMA 2 JAM
- MAKAN DAN MINUM SEDIKIT TETAPI SERING.

5. GANGGUAN MULUT

PENJELASAN

- SAKIT GIGI DAN GUSI BERDARAH DAPAT SELALU TERJADI. INI BISA DISEBABKAN KARENA KURANG MAKAN MAKANAN YANG BERGIZI.
- LUKA KEMERAHAN DAN RASA SAKIT DIDLM MULUT DISERTAI KELUARNYA ZAT YANG TAMPAK SEPERTI TAHU LEMBUT ADALAH SEMACAM PENYAKIT YANG DISEBUT THRUSH (KANDIDIASIS, SEMACAM INFEKSI JAMUR). INI BISA MENYEBAR SAMPAI KE TENGGOROKAN.
- TANDA PUTIH YANG TIDAK SAKIT PADA LIDAH DAN TDK BISA DISEPELEKAN DISEBUT LEUKOLAKIA BERBULU (HAIRY LEUKOPLAKIA)
- TANDA TERBAKAR YANG MENYAKITKAN DI SEKITAR BIBIR BESAR KEMUNGKINAN ADALAH KARENA INFEKSI HERPES SIMPLEKS.

MASALAH

- RASA SAKIT PADA MULUT DAN TENGGOROKAN BISA MENYEBABKAN RASA TIDAK NYAMAN.
- JIKA TIDAK MAKAN DAN MINUM SECUKUPNYA, PASIEN MENJADI KURUS DAN MENGALAMI DEHIDRASI.

PERAWATAN


- SIKAT GIGI TIGA KALI SEHARI.
- GANTI SIKAT GIGI SETIAP BULAN
- ATAU GUNAKAN KAYU KECIL YANG SUDAH DIGIGIT BAGIAN UJUNGNYA ATAU IKAT DENGAN KAIN KECIL PADA BAGIAN UJUNGNYA.
- PAKAILAH PASTA GIGI/ODOL.
- ATAU, CAMPUKAN DENGAN SEDIKIT GARAM DAN BAKING POWDER.
- BERHUBUNGAN DENGAN SIKAT GIGI = BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT.
- JIKA TERDAPAT LUKA MULUT KARENA KANDIDIASIS, COBA :
• MAKAN TOMAT DAN MANGGA MUDA SEBELUM MAKANAN UTAMA.
• MAKAN MAKANAN YANG LEMBUT DAN DINGIN, BUKAN YANG PANAS DAN KERAS.
• HINDARI MAKANAN YANG PEDAS, BERKUNYIT DAN MENGANDUNG REMPAH.
• SIKAT KANDIDIASIS DARI LIDAH DAN GUSI TIGA KALI SEHARI.
• SELALU BERKUMUR DENGAN AIR GARAM DAN MEMBUANGNYA. KUMUR DLM TENGGOROKAN DAN AKHIRI DG BERKUMUR AIR GARAM.
• KUNYAH 5 SIUNG BAWANG PUTIH SETIAP HARI. HISAP SEDIKIT JUS LEMON PERAHAN JIKA TIDAK TERLALU TERASA SAKIT.
- LEUKOPLAKIA BERBULU YANG TIDAK TERASA BERBAHAYA.


6. BERAT BADAN


PENJELASAN
- SEMUA PASIEN AIDS AKAN MENGALAMI KEHILANGAN BERAT BADAN PADA WAKTU TERTENTU.
- PASIEN AIDS AKAN MENJADI KURUS JIKA TIDAK DPT MENELAN DISEBABKAN SAKIT PADA MULUT ATAU TENGGOROKAN.
- PASIEN AIDS JUGA DAPAT MENJADI KURUS DISEBABKAN DIARE, DEMAM, BATUK KERING ATAU PENYAKIT KANKER.
- PASIEN AIDS JUGA AKAN MENJADI KURUS JIKA TIDAK BERSELERA MAKAN KARENA DEPRESI.

MASALAH
- KEHILANGAN BERAT BADAN BISA DISEBABKAN PENYAKIT PARAH.
- KEHILANGAN BB MENYEBABKAN TUBUH LEBIH SULIT MELAWAN VIRUS AIDS ATAU PENYAKIT LAIN.

PERAWATAN
- TIMBANG BB ANDA SETIAP HARI BARANGKALI TERJADI PERUBAHAN.
- SILAHKAN LIHAT BAB MENGENAI MULUT DAN MUNTAH.
- MAKANLAH SETIAP HARI TIGA MACAM MAKANAN YANG MENIMBULKAN TENAGA (MINYAK/LEMAK ATAU SAGU : ROTI,NASI,MI,UBI DAN KENTANG).
- MAKANLAH SETIAP HARI 3 MACAM MAKANAN BERPROTEIN (DAGING, AYAM, IKAN, TELUR, SUSU/KEJU, KACANG KEDELAI).
- MAKANLAH SETIAP HARI 3 JAM MACAM MAKANAN BERVITAMIN (DAUN-DAUNAN YG HIJAU ATAU BUAH-BUAHAN. PIL MULTIVITAMIN DAPAT MEMBANTU TETAPI BUKAN PENGGANTI YG BAIK BAGI NAKANAN BERGIZI).
- UNTUK MENAMBAH BB, MAKAN MAKANAN YG BANYAK MENGADUNG SAGU DAN PROTEIN SERTA LAKUKANLAH SENAM.
- JANGAN SELALU BERGANTUNG PADA SUSU DAN SERBUK GLUKOSA SAJA. PILIHAN YANG LEBIH BAIK ADALAH ENERCAL/ENSUR. PILIHAN YG PALING BAIK SUP ATAU BUBUR AGAR MUDAH DITELAN.
7. RUAM

PENJELASAN
- RUAM ADALAH PENYAKIT KULIT YANG DAPAT DIKAITKAN DG AIDS.
- DAPAT MENGAKIBATKAN PERGANTIAN WARNA KULIT, GATAL, RASA SAKIT DAN KULIT KERING.
- RUAM BISA DISEBABKAN INFEKSI PADA KULIT ATAU ALERGI TERHADAP OBAT TERTENTU.
- RUAM BISA JUGA TIMBUL DARI TEKANAN KARENA TIDUR ATAU DUDUK TERLALU LAMA PADA POSISI TERTENTU.

MASALAH
- RUAM DPT MENYEBABKAN KETIDAKNYAMANAN.
- RUAM DPT BERUBAH MENJADI LUKA PADA KULIT YANG BIASANYA TERASA LEBIH SAKIT..

PERAWATAN
- JANGAN MENGGARUK RUAM, UNTUK MENGHINDARI TERJADINYA LUKA DAN PENYAKIT KULIT.
- BERSIHKAN KULIT SETIAP HARI DG AIR SABUN YG TIDAK TERLALU TAJAM. JANGAN GUNAKAN KOSMETIK ATAU ZAT PENCUCI.
- JANGAN GUNAKAN SABUN UNTUK KULIT YANG KERING. GUNAKAN MINYAK SEPERTI VASELINE ATAU MINYAK KELAPA.
- BILA KULIT TERASA GATAL DAN SAKIT, COBA :
• PAKAI PAKAIAN LONGGAR YG TERBUAT DARI BAHAN KATUM, ATAU
• BALUT RUAM DG KAIN BASAH.
• OLESKAN KULIT DG LOSION CALAMIN (MISALNYA CALADIN). ATAU
OLESKAN KULIT DG IRISAN TIMUN.







8. PENYAKIT KULIT

PENJELASAN
- KEMUNGKINAN KULIT SUDAH PECAH-PECAH TERBAKAR, SEHINGGA TIMBUL LUKA DAN BERNANAH. INI BISA BERBAU, TERASA PANAS DAN KELIHATAN KEMERAHAN DISEKELILINGNYA.
- INI MUNGKIN DISEBABKAN OLEH INFEKSI ATAU TEKANAN KARENA TIDUR TERLALU LAMA.

MASALAH

- PENYAKIT KULIT BISA MENYEBABKAN RASA TDK NYAMAN.
- PENYAKIT KULIT BISA MENIMBULKAN INFEKSI YG BISA MENYEBAR DARI KULIT KE DALAM TUBUH SEHINGGA PASIEN MENJADI SANGAT BAIK.
- NANAH YANG KELUAR MENGANDUNG HIV, VIRUS PENYEBAB AIDS. JANGAN MENYENTUH LUKA YG TERBUKA TANPA MEMAKAI SARUNG TANGAN.
- PENYAKIT KULIT YG PARAH BISA MENGAKIBATKAN BADAN LEMAH DAN KEHILANGAN BB.

PERAWATAN

- CUCI LUKA/LECET DI KULIT SETIAP HARI DG AIR BERSIH YG DICAMPUR GARAM : 1 SENDOK KECIL GARAM UNTUK 1 LITER AIR. JIKA TERJADI NANAH DAN BERBAU BUSUK , BASUH LUKA DG HIDROGEN PEROKSIDA.
- JANGAN MEMBALUT LUKA BILA TIDAK PERLU, WALAUPUN TELAH MENGERING.
- BILA PERLU, BALUT LUKA DG KAIN PEMBALUT YG BERSIH SETIAP HARI.
- PASTIKAN AGAR MEMPEROLEH PEMBALUT YG STERIL DARI APOTEK (JANGAN BIARKAN KAPAS MENEMPEL DI LUKA).
- ATAU, BASAHKAN SELEMBAR KAIN DG AIR PANAS DAN KERINGKAN DIBAWAH CAHAYA MATAHARI SEBELUM DIGUNAKAN.
- ATAU, BASAHKAN SELEMBAR KAIN DG AIR PANAS DAN KERINGKAN DIBAWAH CAHAYA MATAHARI SEBELUM DIGUNAKAN.
- PENYAKIT KULIT MUNGKIN DPT DISEMBUHKAN DG MENGOLESKAN MADU ATAU PEPAYA SEGAR YANG DIHALUSKAN DI ATAS LUKA DAN DIBALUT DG KAIN SEKALI ATAU 2 KALI SEHATI.
- BILA ANDA MENYENTUH LUKA DANPEMBALUT YG TELAH DIGUNAKAN :
• PENDAMPING HARUS MEMAKAI SARUNG TANGAN, ATAU
• MEMBALUT TANGAN DENGAN KANTONG PLASTIK
• BASUK TANGAN DG SABUN SETELAH DAN SEBELUM MENYENTUH LUKA SI PASIEN AIDS.

9. RASA NYERI

PENJELASAN

- RASA NYERI DPT TERJADI SECARA TIBA-TIBA ATAU TERUS MENERUS UNTUK JANGKA YANG LAMA DAN BISA MUNCUL DAN HILANG KAPAN SAJA.
RASA NYERI MUNGKIN TERASA DI SALAH SATU BAGIAN ATAU MENYEBAR DIBAGIAN TUBUH YG LAIN.
- SETIAP ORANG MENGALAMI RASA NYERI YANG BERBEDA. RASA TAKUT, DEPRESI ATAU PUTUS ASA DPT MENGAKIBATKAN RASA NYERI BERTAMBAH PARAH.
- RASA NYERI JUGA DPT DISEBABKAN TIDUR TERLALU LAMA, INFEKSI PENYAKIT, BENGKAK PADA KAKI DAN TANGAN, SAKIT KEPALA, KANKER, STRES ATAU KERUSAKAN SISTEM SARAF.

MASALAH
- RASA NYERI YG PARAH DPT MENGAKIBATKAN SESEORANG TIDAK PEDULI PADA DIRI SENDIRI DAN DPT MENIMBULKAN STRES DAN RASA INGIN BUNUH DIRI.
- RASA NYERI INI DAPAT DIOBATI WALAUPUN DISEBABKAN OLEH PENYAKIT YG PARAH.
- KARENA PENDAMPING MUNGKIN TIDAK DAPAT MERASAKAN RASA NYERI SI PASIEN, MAKA DIA TIDAK BERUSAHA UNTUK MENGOBATINYA.

PERAWATAN

- UNTUK MENYANTAIKAN TUBUH. LAKUKAN SESUATU UNTUK MELUPAKAN RASA SAKIT. BAYANGKAN HAL-HAL YANG BAIK SAJA. MELAKUKAN GERAKAN DAN MEMIJAT SECARA PERLAHAN DAPAT MENGURANGI RASA NYERI.
- PASIEN DAPAT MEMAKAI OBAT SEPERTI PARASETAMOL ( MISALNYA : PANADOL) YG DAPAT DIPEROLEH DI APOTEK UNTUK MENAHAN RASA NYERI.
- MAKAN 2 TABLET OBAT TERSEBUT SETIAP EMPAT HINGGA 6 JAM. JANGAN MENUNGGU SAMAPAI RASA NYERI BERULANG.
- BERBAHAYA BILA MEMAKAN LEBIH DARI 8 TABLET OBAT TERSEBUT SETIAP HARI.
- MEMAKAI HEROIN UNTUK MEREDAKAN RASA SAKIT ADALAH BERBAHAYA DAN MERUPAKAN TINDAKAN YG MELANGGAR HUKUM.
- PENDAMPING AGAR BERSIKAP TENANG, LEMAH-LEMBUT DAN TDK BERISIK.

Minggu, 29 Agustus 2010

INFEKSI JAMUR PADA PASIEN HIV


Infeksi Jamur Berulang Di Kulit, Mulut dan Tenggorokan
Penyebab luka pada mulut dan gangguan menelan
Kandidiasis oral
Oral Hairy Leukoplakia
Ulkus Aftosa
Herpes simplex
Sarkoma Kaposi
CMV
Refluks Esofagus

Penyebab luka pada mulut dan gangguan menelan

Kandidiasis pada mulut, Infeksi jamur seperti candidiasis pada mulut merupakan salah satu penyebab yang sering terjadi.
Kandidiasis dapat meluas sampai ke esofagus pada pasien AIDS. Menyebabkan gangguan dan sakit menelan.
Diagnosis berdasarkan pada gejala klinis, rasa sakit di dada sewaktu menelan.
Endoskopi tidak dibutuhkan kecuali pasien tidak memberi respon pengobatan.


Penyebab luka pada mulut dan gangguan menelan
Oral hairy leukoplakia (OHL)
Disebabkan oleh Epstein Barr virus (EBV)
Lesi keputihan pada sisi lidah

Tidak perlu diobati kecuali terasa sakit
Asiklovir 400mg setiap 4 jam selama 10 hari

Kandidiasis



Terapi Kandidiasis
Pengobatan topikal
Gentian violet 1% setiap 4 jam selama 7 hari
Nistatin tablet 100,000 IU, dihisap hisap setiap 4 jam selama 7 hari
Nystatin oral suspension 100,000 IU, tiga kali sehari selama 7 hari

Terapi Kandidiasis
Pengobatan sistemik
Flukonazol 200 mg/hari selama 14 hari atau
Itraconazol 200 mg/hari selama 14 hari atau
Ketoconazol 200 mg/hari selama 14 hari

Oral Hairy Leukoplakia
Onikomikosis

]


Onikomikosis: terapi
Itraconazol
400mg/hari X 7hari per bulan
3 bulan untuk kuku jari tangan
4 bulan untuk kuku jari kaki
Terbinafin
250mg/ hari selama
8 minggu untuk kuku jari tangan
12 minggu untuk kuku jari kaki


ASKEP Pasien Infeksi Jamur di Kulit, Mulut dan Tenggorokan
Prioritas Keperawatan
memperbaiki fungsi mulut, tenggorokan dan kulit
Mencegah komplikasi
Mendukung proses penyembuhan
Memberikan informasi tentang proses penyakit dan pengobatan

ASKEP Pasien Infeksi Jamur di Kulit, Mulut dan Tenggorokan
Target Pemulangan (pasien dipulangkan apabila)
Kepatuhan higiene perorangan dan lingkungan
Pemahaman proses penyakit
Pemahaman kelanjutan intervensi keperawatan di rumah

Rabu, 21 Juli 2010

Hidrogroup Indonesia
Kebutuhan Hidroponik Anda

Rabu, 30 Juni 2010

PLEURODESIS


Definisi


Pleurodesis berasal dari kata yunani yaitu pleura (selaput yang meliputi dinding luar paru dan dinding dalam dinding toraks) dan desis (melekatkan).

Pleurodesis dimaksudkan untuk menempelkan pleura visceral dan parietal, dalam usaha mencegah akumulasi baik udara (pada pneumothoraks) atau cairan (pada efusi pleura) di dalam rongga pleura.

Indikasi

Indikasi paling sering adalah efusi pleura ganas, yang lebih jarang adalah pneumothorax berulang dan efusi pleura jinak. Di amerika Serikat diperkirakan 1,3 juta pasien setiap tahunnya menderita efusi pleura yang disebabkan berbagai kondisi. Penyebab yang paling sering dari efusi pleura adalah gagal jantung kongestif, pneumonia dan keganasan yang meliputi paling tidak 66% seluruh kasus. Hamper 50 % efusi pleura adalah ganas, sedangkan kanker paru metastasis kanker payudara dan limfoma merupakan penyebab dari paling sedikitnya 75% seluruh efusi pleura ganas.
Metode

Metode pleurodesis termasuk instilasi intrapleural dengan bahan sklerosan, abrasi melalui bedah thoraks dengan spons kering atau dengan povidon iodine dan videotorakoskopi. Instilasi bahan sklerosan dilakukan dapat melalui kateter berdiameter besar atau yang lebih nyaman bagi pasien dengan kateter thoraks berukuran kecil dan akhir-akhir ini melalui videotorakoskopi.
Mekanisme

Mekanisme pleurodesis didasarkan pada bahan kimiawi yang dimasukan kedalam rongga pleura,bahan tersebut akan mencederai lapisan sel mesotel sehingga mengiritasi permukaan pleura dan menimbulkan reaksi peradangan hingga akan memicu pembentukan kolagen (fibrogenesis)

Instilasi bahan kimiawi kedalam rongga pleura akan mengakibatkan inflamsi atau reaksi sclerosis yang mengakibatkan terjadinya adesi antara paru dengan permukaan dada bagian dalam sehingga terjadi obliterasi rongga pleura dan mencegah akumulasi cairan
Bahan atau Obat untuk pleurodisis

Bahan sclerosis pleura yang ideal harus mudah diberikan, aman, tidak mahal dan tersedia secara luas.

Bahan atau obat yang digunakan untuk pleurodesis antara lain tetrasiklin, doksisiklin, minoksiklin, eritromisisn, natrium hidroksida, povidon Iodine, emas radioaktif, talk, doksorubisin, kuinakrin,mekloretamine, pemasangan kateter toraks sendiri, bleomisin, corynebacterium parvum, mitokxantron, sitarabin, sisplatin, darah penderita sendiri (autologous blood), perak nitrat,fibrin glue.
1.Nitrogen mustard

Nitrogen mustard adalah obat antineoplastik yang paling sering digunakan dan cukup efektif sampai 87% (Dekade 1960-1970). Semula diduga bahwa efikasi obat antineoplastik disebabkan oleh efek antitumornya, ternyata terbukti bahwa pleurodesis terjadi walau tumornya tidak terkontrol sehingga pleurodesis yang terjadi dihubungkan dengan efek fibrosis obat antitumor tersebut.
2.Mitoxantron

Merupakan obat antineoplastik yang digunakan sebagai bahan pleurodesis, namun tidak lagi direkomendasikan karena dosis yang dipakai harus cukup tinggi untuk dapat menimbulkan perlekatan pleura parietal dan visceral.

3.Tetrasiklin

Pada decade 1980 tetrasiklin adalah obat yang paling sering digunakan terutama karena penelitian pada kelinci terbukti merupakan bahan yang paling efektif

4.Talk

Talk dapat diberikan baik dalam bentuk aerosol (Insuflasi) atau suspensi (slurry)

5.Darah pasien sendiri

Memberikan darah pasien sendirir (autoglous blood) dengan dosis 1ml/kg BB, talk slurry 70 mg/ml/kg BB dan doksisiklin 10 mg/ml/kg BB melalui kateter thoraks.

6.Fibrin glue

Fibrin glue disiapkan dalm dua spuit, yaitu satu spuit berisi 2500 unit trombinbovine topical dalam 5 ml kalsium klorida 10% dan satu spuit lagi berisi 5 ml cryoprecipitate.

7.OK-432

Pada penelitian menggunakan OK-432 (preparat streptococcus pyogenes) dan doksorubisin pada 20 pasien dengan efusi pleura ganas yang telah terbukti secara sitologis. Kateter toraks 20F diinsersikan kedalam rongga pleura dengan anastesi local, kateter dihubungkan dengan sistim salir gembok air (WSD). Setelah 4 jam klem dibuka dan WSD dihubungkan dengan continous suction sampai jumlah cairan pleura < 100-150 ml/hari.

8.Bleomicin

Bleomicin 60 mg dalam 100 CC Nacl 0,9%.

Dengan tahapan sebagai berikut : melalui kateter toraks ukuran 28F atau 32F yang dipasang dengan anestesi local, kemudian WSD dihubungkan dengan Continous Suction dan dipertahankan sampai cairan pleura 100ml/hari dan foto toraks bersih. Bahan sklerosan diinstilasi kedalam rongga pleura dan WSD di klem, posisi pasien diubah-ubah selam 2 jam; kateter toraks dilepas bila cairan pleura < 100ml/hari.

9.Talk slurry

Menggunakan Talk slurry 4 gram, paket talk steril disiapkan dengan 30 ml Nacl 0,9% dan 10 ml lignokain. Talk dicampur dan diaduk dengan perlahan dalam kondisi steril kemudian dimasukan kedalam spuit 50 ml. prosedur secara bedside, campuran tersebut dimasukan kedalam kateter torak kedalam rongga pleura, kemudian kateter dibilas dengan Nacl 0,9% secukupnya dan WSD diklem. Pasien diperintahkan untuk tidur dalam posisi lateral dekubitus kanan dan kiri setiap 15 menit dalam 2 jam, lalu kateter toraks dibuka klemnya dan dihubungkan dengan continous suction dengan tekanan-20 cm H20 selama 24 jam.
Komplikasi

Komplikasi yang sering terjadi pada seluruh bahan pleurodesis adalah nyeri dada dan demam.
(Dikutip dari buku Pulmonologi Intervensi Dan Gawat Darurat Napas, FKUI 2010, Hal 162-170)

Minggu, 27 Juni 2010

PENYAKIT PARU DISERTAI DENGAN KELAINAN ANATOMI JANTUNG (DEXTROCARDIA)

DEXTROCARDIA


Definisi
Dextrocardia adalah suatu kondisi dimana jantung terletak di sisi kanan dada bukannya kiri. Hal ini dapat terjadi pada saat lahir (kongenital) atau disebabkan oleh penyakit atau pembedahan.

Selama minggu-minggu awal kehamilan, jantung bayi berkembang. Kadang-kadang, karena alasan-alasan yang tidak jelas, hati berkembang di sisi kanan bukannya dada sebelah kiri.
Sebagian besar melibatkan cacat lainnya dari hati dan daerah perut. Jenis yang paling sederhana, salah satu jenis dextrocardia, adalah cermin hati normal. Biasanya dalam kasus ini, organ-organ perut dan paru-paru juga juga terbalik letaknya meskipun organ tersebut normal. Sebagai contoh, hati akan berada di sisi kiri, bukan kanan.
Beberapa orang dengan bayangan cermin dextrocardia punya masalah dengan bulu-bulu halus (silia) yang menyaring udara masuk ke hidung dan saluran udara. Kondisi ini disebut sindrom Kartagener.
Gejala

Tidak ada gejala dextrocardia jika jantung normal. Kondisi yang mungkin termasuk dextrocardia dapat menyebabkan gejala berikut:
* Kulit kebiruan
* Kesulitan bernapas
* Kegagalan untuk tumbuh dan bertambah berat badan
* Kelelahan
* Penyakit kuning (kulit dan mata kuning)
* Kulit pucat
* Infeksi paru-paru




Kasus pasien dengan kelainan jantung disertai dyspnea e.c Tb paru


Pasien Tn.H datang ke RS Paru dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak. Saat datang pasien merasa lemah tidak ada kemampuan untuk berdiri atau berjalan, setiap aktifitasnya dibantu oleh keluarga, pasien merasa cepat lelah dan frekuensi napasnya meningkat apabila melakukan aktivitas yang berlebihan, beberapa hari yang lalu pasien sering merasa demam disertai dengan banyak keluar keringat terutama saat beraktivitas, nafsu makan menurun dan berat badan menurun drastis. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapat kelainan :
Keadaan Umum lemah
Vital Sign TD 140/70 Nadi 138 respirasi 28 Suhu 36.8 dan Saturasi Oksigen 98%,
Anemia, JVP meningkat.
Hasil labHb 5,9 leukosit 1200 Hematokrit 17.7%, Trombosit 87 000.
Hasi pemerikasaan foto thorax menunjukan adanya kelainan posisi jantung disebelah kanan dan kelainan paru curiga ke arah TBC Paru disertai adanya efusi pleura minimal


Foto Thorax Pasien dengan Dextrocardia dan Kelainan Paru

Jumat, 25 Juni 2010

RSP ROTINSULU

PROFIL RS PARU Dr H.A.ROTINSULU BANDUNG

Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu terletak di jalan Bukit Jarian no.40, termasuk dalam area jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah Sakit ini berdiri dan diresmikan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1935, kemudian merawat penderita penyakit paru-paru mulai kurun waktu tahun 1945-1955 sampai dengan sekarang.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 190/MENKES/SK/II/2004 tanggal 26 Februari 2004 tentang organisasi dan tatakerja rumah sakit paru, RSP Dr. H.A. Rotinsulu mempunyai kedudukan sebagai unit pelaksana teknis di Lingkungan Departemen Kesehatan yang bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Pelayanan Medik. Kini, RSP berjalan sebagai rumah sakit pemerintah yang setara dengan Rumah sakit khusus tipe A.

Untuk meningkatkan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat, pada tanggal 26 Juni 2007 Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu resmi ditetapkan menjadi rumah sakit yang menggunakan PPK-BLU. PPK-BLU memberi fleksibilitas dan dalam pengelolaan keuangan agar lebih efektif dan efisien dalam menunjang tugas dan fungsi rumah sakit.

Visi dan Misi RSP Dr. H. A. Rotinsulu :

· Visi : Menjadi RS Paru dengan pelayanan prima.

· Misi : Memberikan pelayanan prima dengan berorientasi pada kepuasan pelanggan, meningkatkan kualitas SDM yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan bermoral tinggi, meningkatkan sumber pendapatan dan melakukan efisiensi anggaran.
Motto : Paru Sehat Harapan Kami 

Rumah Sakit Paru Dr. H. A. Rotinsulu menyediakan tujuh unit Pelayanan,yaitu:

1.  Pelayanan Medis, terdiri dari:

a.Pelayanan Rawat Jalan, meliputi:Poli Umum, Poli TB Paru, Poli Asma/PPOK, Poli Paru, Poli Anak dan    Poli Eksekutif. Pada tahun 2009, pelayanan rawat jalan bertambah satu dengan dibukanya poli gigi.

b.Pelayanan Rawat Darurat 24 jam yang mengutamakan pelayanan kedaruratan paru.

c.Pelayanan Rawat Inap, diselenggarakan pada ruangan-ruangan perawatan menurut tingkatan kelas perawatan. Kapasitas tempat tidur yang tersedia di rawat inap sebanyak 100 tempat tidur.

2. Pelayanan Penunjang Medik, terdiri dari : Laboratorium, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Farmasi, Bedah Sentral, dan CSSD.

3. Pelayanan Penunjang Non Medik, terdiri dari : Rekam Medik, Gizi, Laundry, Incenerator, IPAL dan Ambulance.

4. Pelayanan Keperawatan

5. Pelayanan Administrasi Umum,

6. Penyelenggaraan kependidikan, melalui seksi Pendidikan dan Pelatihan, RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pelatihan bekerjasama dengan institusi-institusi, antara lain: Fakultas Kedokteran Maranatha, Politeknik Kesehatan KESLING Bandung, Politeknik PIKSI GANESHA, Akademi Keperawatan Sumedang, Akademi Keperawatan AURI, Akademi Perekam Medis Kehatan Bandung.

7. Pelayanan Rujukan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 250/MENKES/PER/III/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu Bandung Bab I Pasal 1, RS Paru Dr. H. A. Rotinsulu merupakan Pusat Rujukan Nasional di bidang kesehatan paru dengan pelayanan unggulan pengembangan pelayanan pemeriksaan biomolekuler penyakit paru. Sebagai pusat rujukan, rumah sakit menerima rujukan dari dokter, rumah sakit lain, Puskesmas, dan Balai Pengobatan.


Selasa, 22 Juni 2010

INFUS FLEBITIS/BENGKAK



Flebitis, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya?

Secara sederhana flebitis berarti peradangan vena. Flebitis berat hampir selalu diikuti bekuan darah, atau trombus pada vena yang sakit. Kondisi demikian dikenal sebagai tromboflebitis. Dalam istilah yang lebih teknis lagi, flebitis mengacu ke temuan klinis adanya nyeri, nyeri tekan, bengkak, pengerasan, eritema, hangat dan terbanyak vena seperti tali. Semua ini diakibatkan peradangan, infeksi dan/atau trombosis.
Banyak faktor telah dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis, antara lain:
(1) faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan;
(2) faktor-faktor mekanis seperti bahan, ukuran kateter, lokasi dan lama kanulasi; serta
(3) agen infeksius.
Faktor pasien yang dapat mempengaruhi angka flebitis mencakup, usia, jenis kelamin dan kondisi dasar (yakni. diabetes melitus, infeksi, luka bakar)
Suatu penyebab yang sering luput perhatian adalah adanya mikropartikel dalam larutan infus dan ini bisa dieliminasi dengan penggunaan filter
Flebitis masih merupakan masalah yang penting. Pada pasien diabetes dan penyakit infeksi, dibutuhkan lebih banyak perhatian.

Berapa sering flebitis yang disebabkan infus?Kekerapan flebitis akibat infus sangat bervariasi menurut peneliti, kondisi klinis dan karakteristika pasien.
35%
Pose-Reino dkk
Flebitis pada pasien penyakit dalam

18%
Nordenström J, Jeppsson B, Lovén, Larsson J.
83 pasien bedah yang mendapat PPN (nutrisi parenteral perifer). Semua larutan nutrisi diberikan selama 24 jam dari bag 3 liter dan lokasi infus dirotasi setiap hari.

26%
Nassaji-Zavareh M, Ghorbani.R.
300 pasien di bangsal penyakit dalam dan bedah

39%
Manuel Monreal dkk
766 pasien dengan pnemonia akut yang membutuhkan terapi intravena

35%
Joan Webster dkk.
755 pasien

Flebitis bisa disebabkan berbagai faktor sebagaimana disebutkan di atas

FLEBITIS KIMIA
1) pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko flebitis tinggi. pH larutan dekstrosa berkisar antara 3 – 5, di mana keasaman diperlukan untuk mencegah karamelisasi dekstrosa selama proses sterilisasi autoklaf, jadi larutan yang mengandung glukosa, asam amino dan lipid yang digunakan dalam nutrisi parenteral bersifat lebih flebitogenik dibandingkan normal saline. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins, diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi. Larutan infus dengan osmolaritas > 900 mOsm/L harus diberikan melalui vena sentral.
2) Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna selama pencampuran juga merupakan faktor kontribusi terhadap flebitis. Jadi , kalau diberikan obat intravena masalah bisa diatasi dengan penggunaan filter 1 sampai 5 µm
3) Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah) sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L. Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien usia lanjut



Jangan gunakan vena punggung tangan bila anda memberikan : Asam Amino + glukosa; Glukosa + elektrolit; D5 atau NS yang telah dicampur dengan obat suntik atau Meylon dan lain-lain.

4) Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus, lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.
5) Dulu dianggap pemberian infus lambat kurang menyebabkan iritasi daripada pemberian cepat.

FLEBITIS MEKANIS
Flebitis mekanis dikaitkan dengan penempatan kanula. Kanula yang dimasukkan pada daerah lekukan sering menghasilkan flebitis mekanis. Ukuran kanula harus dipilih sesuai dengan ukuran vena dan difiksasi dengan baik.

FLEBITIS BAKTERIAL
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap flebitis bakteri meliputi:
1) Teknik pencucian tangan yang buruk
2) Kegagalan memeriksa peralatan yang rusak. Pembungkus yang bocor atau robek mengundang bakteri.
3) Teknik aseptik tidak baik
4) Teknik pemasangan kanula yang buruk
5) Kanula dipasang terlalu lama
6) Tempat suntik jarang diinspeksi visual


Bagaimana mendeteksi dan menilai adanya flebitis selama pemasangan infus?Skor visual untuk flebitis telah dikembangkan oleh Andrew Jackson (8) sebagai berikut:


Bagaimana mencegah dan mengatasi flebitis?Di samping pedoman sederhana di atas, bisa dipertimbangkan strategi berikut
1) Mencegah flebitis bakterialUraian rinci mengenai pedoman pencegahan infeksi kateter bisa diunduh dari situs www.pediatrics.org. Pedoman ini menekankan kebersihan tangan, teknik aseptik, perawatan daerah infus serta antisepsis kulit. Walaupun lebih disukai sediaan chlorhexidine-2%, tinctura yodium , iodofor atau alkohol 70% juga bisa digunakan.
2) Selalu waspada dan jangan meremehkan teknik aseptik. Stopcock sekalipun (yang digunakan untuk penyuntikan obat atau pemberian infus IV, dan pengambilan sampel darah) merupakan jalan masuk kuman yang potensial ke dalam tubuh. Pencemaran stopcock lazim dijumpai dan terjadi kira-kira 45 – 50% dalam serangkaian besar kajian.
3) Rotasi kanulaMay dkk(2005) melaporkan hasil 4 teknik pemberian PPN, di mana mengganti tempat (rotasi) kanula ke lengan kontralateral setiap hari pada 15 pasien menyebabkan bebas flebitis. Namun, dalam uji kontrol acak yang dipublikasi baru-baru ini oleh Webster dkk disimpulkan bahwa kateter bisa dibiarkan aman di tempatnya lebih dari 72 jam JIKA tidak ada kontraindikasi. The Centers for Disease Control and Prevention menganjurkan penggantian kateter setiap 72-96 jam untuk membatasi potensi infeksi, namun rekomendasi ini tidak didasarkan atas bukti yang cukup
4) Aseptic dressingDianjurkan aseptic dressing untuk mencegah flebitis. Kasa setril diganti setiap 24 jam
5) Laju pemberianPara ahli umumnya sepakat bahwa makin lambat infus larutan hipertonik diberikan makin rendah risiko flebitis. Namun, ada paradigma berbeda untuk pemberian infus obat injeksi dengan osmolaritas tinggi. Osmolaritas boleh mencapai 1000 mOsm/L jika durasi hanya beberapa jam. Durasi sebaiknya kurang dari tiga jam untuk mengurangi waktu kontak campuran yang iritatif dengan dinding vena. Ini membutuhkan kecepatan pemberian tinggi (150 – 330 mL/jam). Vena perifer yang paling besar dan kateter yang sekecil dan sependek mungkin dianjurkan untuk mencapai laju infus yang diinginkan, dengan filter 0.45mm. Kanula harus diangkat bila terlihat tanda dini nyeri atau kemerahan. Infus relatif cepat ini lebih relevan dalam pemberian infus jaga sebagai jalan masuk obat, bukan terapi cairan maintenance atau nutrisi parenteral.
6) Titrable acidityTitratable acidity dari suatu larutan infus tidak pernah dipertimbangkan dalam kejadian flebitis. Titratable acidity mengukur jumlah alkali yang dibutuhkan untuk menetralkan pH larutan infus. Potensi flebitis dari larutan infus tidak bisa ditaksir hanya berdasarkan pH atau titrable acidity sendiri. Bahkan pada pH 4.0, larutan glukosa 10% jarang menyebabkan perubahan karena titrable acidity nya sangat rendah (0.16 mEq/L). (13) Dengan demikian makin rendah titrable acidity larutan infus makin rendah risiko flebitisnya.
7) Heparin & hidrokortisonHeparin sodium, bila ditambahkan ke cairan infus sampai kadar akhir 1 unit/mL, mengurangi masalah dan menambah waktu pasang kateter (14,15). Risiko flebitis yang berhubungan dengan pemberian cairan tertentu (misal, kalium klorida, lidocaine, dan antimikrobial) juga dapat dikurangi dengan pemberian aditif IV tertentu, seperti hidrokortison. Pada uji klinis dengan pasien penyakit koroner, hidrokortison secara bermakna mengurangi kekerapan flebitis pada vena yg diinfus lidokain, kalium klorida atau antimikrobial (16). Pada dua uji acak lain, heparin sendiri atau dikombinasi dengan hidrokortison telah mengurangi kekerapan flebitis, tetapi penggunaan heparin pada larutan yang mengandung lipid dapat disertai dengan pembentukan endapan kalsium.
8) In-line filter In-line filter dapat mengurangi kekerapan flebitis tetapi tidak ada data yang mendukung efektivitasnya dalam mencegah infeksi yang terkait dengan alat intravaskular dan sistem infus (16).

KESIMPULANFlebitis masih merupakan masalah lazim dalam terapi cairan, ketika kita memberikan obat intravena, terapi cairan rumatan serta nutrisi parenteral. Berbagai faktor terkait dan faktor-faktor predisposisi meliputi usia lanjut, trauma, ukuran kateter besar, diabetes, infeksi, hiperosmolaritas, pH, teknik aseptik yang jelek dll. Klinisi harus memikirkan sebab-sebab multifaktor ini dan melakukan pemantauan ketat untuk mencegah dan mengatasi komplikasi serius.